Pada 14 Juli 2024 pukul 07.30 WIB, acara via Zoom serentak dilaksanakan untuk menyatukan seluruh peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Jawa Timur. Acara ini menandai momen penting dalam menyambut siswa baru di berbagai sekolah di provinsi tersebut. Peserta dari seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur ikut serta dalam acara ini.
Salah satu momen puncak dalam acara ini adalah ikrar “Deklarasi Anti Perundungan” yang dilakukan serentak oleh semua peserta MPLS. Ikrar ini menegaskan komitmen para siswa baru untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari perundungan. Deklarasi ini diharapkan dapat menginspirasi siswa untuk selalu bersikap positif.
PJ Gubernur Jawa Timur memberikan sambutan dalam acara ini. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bagi semua siswa. Gubernur juga mengapresiasi inisiatif Deklarasi Anti Perundungan sebagai langkah awal yang baik dalam membentuk karakter siswa.
Selain itu, acara ini juga diisi dengan pemberian seragam bagi siswa kurang mampu. Pemberian seragam ini dilaksanakan secara serentak dan diikuti oleh seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur. Program ini bertujuan untuk membantu siswa yang membutuhkan agar mereka dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik.
Penandatanganan pada kain putih panjang juga menjadi bagian dari acara ini. Seluruh peserta MPLS dan undangan yang hadir di berbagai lokasi menandatangani kain tersebut sebagai simbol dukungan terhadap Deklarasi Anti Perundungan. Penandatanganan ini dilakukan serentak di seluruh Jawa Timur.
Di SMAN 1 Leces, acara pembukaan dipimpin oleh kepala sekolah, Untung Biyono S.Ag., M.Pd.I. Pembukaan ini dilakukan serentak dengan acara di tingkat provinsi melalui Zoom. Untung Biyono menyampaikan sambutan yang menginspirasi para siswa baru untuk selalu berbuat baik dan menjauhi perundungan.
Sambutan yang disampaikan oleh Untung Biyono juga menekankan pentingnya kerja sama antara siswa, guru, dan orang tua dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif. Beliau mengajak semua pihak untuk bersatu padu dalam mewujudkan sekolah yang ramah dan aman bagi semua siswa.
Para peserta MPLS di SMAN 1 Leces mengikuti seluruh rangkaian acara dengan antusias. Mereka berpartisipasi aktif dalam penandatanganan kain putih dan ikrar Deklarasi Anti Perundungan. Semangat kebersamaan dan solidaritas sangat terasa dalam acara ini.
Acara ini juga dihadiri oleh para pejabat setempat dan perwakilan dari berbagai instansi pendidikan. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan. Hal ini juga menjadi bukti bahwa masalah perundungan harus ditangani secara serius.
Kegiatan pemberian seragam bagi siswa kurang mampu di SMAN 1 Leces berlangsung lancar. Para siswa yang menerima bantuan terlihat sangat bahagia. Mereka merasa diperhatikan dan didukung oleh sekolah serta pemerintah daerah. Ini menjadi motivasi tambahan bagi mereka untuk belajar lebih giat.
Penandatanganan kain putih panjang juga dilakukan di sekolah-sekolah lain di Jawa Timur. Setiap sekolah berusaha menyukseskan acara ini dengan melibatkan seluruh siswa dan staf. Penandatanganan ini diharapkan menjadi simbol persatuan dalam melawan perundungan.
Selain kegiatan utama, berbagai sekolah juga mengadakan diskusi dan workshop terkait pencegahan perundungan. Siswa diajak untuk berbicara tentang pengalaman mereka dan bagaimana cara mengatasi perundungan. Ini adalah bagian dari upaya mendidik siswa tentang pentingnya menghormati sesama.
Kegiatan ini mendapat perhatian luas dari media massa. Berbagai media meliput acara tersebut dan menyoroti pentingnya Deklarasi Anti Perundungan. Liputan ini diharapkan dapat menyebarkan pesan positif ke seluruh masyarakat dan menginspirasi sekolah lain untuk mengikuti langkah serupa.
MPLS tahun ini di Jawa Timur tidak hanya menjadi ajang perkenalan siswa baru, tetapi juga momentum untuk memulai gerakan anti perundungan yang masif. Semua pihak berharap bahwa kegiatan ini akan membawa perubahan positif dalam budaya sekolah dan menciptakan generasi yang lebih peduli.
Dengan semangat kebersamaan dan dukungan penuh dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat, diharapkan Jawa Timur dapat menjadi contoh dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari perundungan. Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal menuju masa depan pendidikan yang lebih baik.